OPINI : Tahukah Anda Jika Agustus 2023 Permukaan Suhu Air Laut Menjadi yang Terpanas dalam Sejarah?


 

Oleh : Dray vibrianto, 
Mahasiswa S3 Program Ilmu Lingkungan Universitas Hasanuddin
Rabu, 9 Agustus 2023 
 

KODEINDONESIA, BONE--Kenaikan suhu laut adalah salah satu dampak paling serius dari perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Suhu laut tidak hanya mempengaruhi kehidupan di dalam laut, tetapi juga di daratan dan di udara. Suhu laut yang terus meningkat dapat menimbulkan berbagai ancaman bagi kehidupan manusia, seperti bencana alam, krisis pangan, kesehatan, dan migrasi.

Trend saat ini, suhu rata-rata harian permukaan air laut mencapai rekor tertinggi yakni 20,96 derajat celsius pada Agustus 2023. Suhu ini telah memecahkan rekor pada 2016, yang mencapai 20,95 derajat celsius. Suhu permukaan laut ini telah mencapai rekor tertinggi akibat kerusakan iklim yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Para ilmuwan mengatakan, rekor tersebut kemungkinan akan terus terpecahkan karena umumnya laut berada pada titik terpanas secara global pada bulan Maret, bukan Agustus.

Suhu laut yang tinggi dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan manusia, antara lain:
Meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam, seperti badai, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Suhu laut yang tinggi dapat memicu penguapan air yang lebih banyak, sehingga meningkatkan kelembaban dan curah hujan di beberapa wilayah. Suhu laut yang tinggi juga dapat memperkuat angin dan tekanan udara di atas laut, sehingga memicu badai yang lebih kuat dan merusak.

Menurunnya produksi dan ketersediaan pangan dari sumber daya laut, seperti ikan, kerang, rumput laut, dan plankton. Suhu laut yang tinggi dapat mengganggu ekosistem laut, seperti terumbu karang, padang lamun, dan mangrove, yang merupakan habitat bagi banyak spesies laut. Suhu laut yang tinggi juga dapat mengurangi oksigen dan nutrisi di dalam air, sehingga mengurangi produktivitas dan kesehatan biota laut.


Meningkatnya risiko penyakit dan kematian akibat stres panas, dehidrasi, infeksi, dan alergi. Suhu laut yang tinggi dapat meningkatkan suhu udara di sekitar pesisir dan pulau-pulau, sehingga meningkatkan paparan panas bagi penduduk setempat. Suhu laut yang tinggi juga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri, virus, jamur, dan racun di dalam air, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan keracunan bagi manusia yang berenang, memancing, atau mengonsumsi produk laut.

Meningkatnya migrasi dan konflik sosial akibat kerusakan lingkungan dan ekonomi. Suhu laut yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut akibat pencairan es dan pengembangan termal air. Kenaikan permukaan laut ini dapat mengancam pulau-pulau dan daerah pesisir dengan erosi pantai, intrusi air asin, banjir rob, dan hilangnya tanah. Hal ini dapat menyebabkan pengungsi iklim yang harus mencari tempat tinggal baru di tempat lain.


Masyarakat Kabupaten Bone Sulawesi Selatan sebagai masyarakat agraris dimana kabupaten Bone sendiri memberikan kontribusi besar pada sistem ketahanan pangan Sulawesi Selatan tentu menghadapi ancaman akibat kenaikan suhu laut yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Beberapa ancaman yang mungkin terjadi akibat tingginya suhu permukaan air laut adalah:
Bencana alam, seperti badai, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Suhu laut yang tinggi dapat memicu penguapan air yang lebih banyak, sehingga meningkatkan kelembaban dan curah hujan di beberapa wilayah. Suhu laut yang tinggi juga dapat memperkuat angin dan tekanan udara di atas laut, sehingga memicu badai yang lebih kuat dan merusak. Bencana alam ini dapat merusak rumah, tanaman, infrastruktur, dan sumber daya alam di Kabupaten Bone.


Kerusakan ekosistem laut, seperti terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Suhu laut yang tinggi dapat menyebabkan karang mengeluarkan ganggang (zooxanthellae) yang hidup di jaringannya sehingga menyebabkan karang menjadi putih atau pemutihan karang. Pemutihan tersebut menyebabkan karang mati atau rentan terhadap penyakit. Selain itu, suhu laut yang tinggi juga berkurangnya produsen laut seperti fitoplankton, berkurangnya oksigen di laut, terhambatnya reproduksi ikan, dan terganggunya pola migrasi ikan. Kerusakan ekosistem laut ini dapat mengurangi ketersediaan dan kualitas pangan dari sumber daya laut bagi masyarakat Kabupaten Bone.

Kenaikan permukaan laut akibat pencairan es dan pengembangan termal air. Kenaikan permukaan laut ini dapat mengancam pulau-pulau dan daerah pesisir dengan erosi pantai, intrusi air asin, banjir rob, dan hilangnya tanah. Hal ini dapat menyebabkan pengungsi iklim yang harus mencari tempat tinggal baru di tempat lain.

Kenaikan permukaan laut ini juga dapat mengancam keberadaan situs-situs sejarah dan budaya di Kabupaten Bone.

Untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan suhu laut, masyarakat Kabupaten Bone perlu melakukan upaya mitigasi dan adaptasi. Mitigasi adalah tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Adaptasi adalah tindakan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim yang sudah terjadi atau tidak bisa dihindari. Beberapa contoh upaya mitigasi dan adaptasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bone adalah:Menghemat energi dan beralih ke energi terbarukan, seperti surya, angin, atau biogas.

Kita tidak bisa mengabaikan ancaman kenaikan suhu laut yang semakin nyata ini. Kita perlu melakukan tindakan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keseimbangan iklim bumi. Kita juga perlu beradaptasi dengan perubahan iklim dengan meningkatkan ketahanan pesisir dan lautan, melindungi dan melestarikan ekosistem laut, serta mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi kita agar tetap sehat dan lestari

Contonya : 
-Menanam pohon dan menjaga hutan sebagai penyerap karbon.
-Mengurangi sampah plastik dan limbah organik yang bisa mencemari laut.
-Menggunakan teknologi irigasi yang hemat air untuk pertanian.
-Meningkatkan ketahanan pangan dengan diversifikasi tanaman dan ternak.

Melindungi dan melestarikan ekosistem laut dengan melakukan rehabilitasi terumbu karang, padang lamun, dan mangrove.

Mengembangkan budidaya ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan membangun sistem peringatan dini, evakuasi, dan penanggulangan.
Meningkatkan kapasitas adaptasi dan mitigasi dengan pengembangan program kampung iklim***(ilo)
Komentar

Berita Terkini