2024, Dinas TPHP Bone Susun Rencana Besar

 
KODEINDONESIA,BONE, --Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, sudah merancang rencana besar yang akan dilakukan di 2024 ini.
Salah satunya, mendukung Program Nasional yakni Swasembada Pangan. 

Hal itu disampaikan Kadis Pertanian, H Andi Asman Sulaiman SSos Msi melalui sambungan telepon, saat melakukan kunjungan dinas di Yogyakarta, siang tadi.

"Kabupaten Bone, sebagai salah satu daerah penghasil beras terbesar di Indonesia. Dengan predikat itu, yah wajib hukumnya kita mendukung program nasional yang dicanangkan Kementerian Pertanian, untuk kembali Swasembada Pangan," tegas adik kandung Menteri Pertanian RI, Dr Ir H Andi Amran Sulaiman MP itu.


Rencana besar lainnya, kata dia, adalah peningkatan kemampuan SDM Pertanian, khususnya penyuluh dan memaksimalkan dukungan sarana dan prasarana pertanian. Itu dinilai sebagai salah satu item, untuk pemicu peningkatan produksi hasil pertanian.
"Kemampuan SDM terkhusus penyuluh, harus terus ditingkatkan. Entah melalui pelatihan atau studi tiru. Pengetahauan mereka harus di up grade seraca berkala," kata Andi Asman.

Bagaimana merealisasikan itu, tentu kata dia, keberpihakan pengalokasian anggaran ke sektor pertanian harus lebih besar. "Bagaimana mungkin bisa menghasilkan sesuatu yang besar, kalau diberi anggaran mini. Ini logika sederhana saja. Mau ternak sapinya besar, harus kasi makan banyak. Jangan mau sapinya gemuk, tapi dikasi makan sedikit. Malah, jadinya kerdil," jelasnya.

Intinya, kata dia, ada keseriusan dalam hal penganggaran untuk sektor pertanian. "Harapan kita seperti itu. Kebijakan anggaran di Kabupaten Bone berpihak ke Sektor Pertanian. Ini tidak berlebihan, hasilnya selama ini sudah terbukti. Sektor pertanian menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi," tegas Andi Asman.

Selain dua rencana besar di atas, terobosan baru yang akan dilakukannya, adalah rencana pengadaan 50 unit kendaraan operasional (Roda Dua) untuk tenaga-tenaga penyuluh di Kabupaten Bone.


"Selama ini, daya jangkau para penyuluh sangat terbatas. Kendaraan operasional sedikit. Kalau dihitung-hitung, untuk saat ini satu kendaraan digunakan oleh 20 tenaga penyuluh. Tentu, mobilitas mereka terbatas. Padahal, mereka punya kemampuan lebih," urainya.


Yang unik, sumber anggarannya adalah biaya-biaya perjalanan dinas atau pendampingan yang dialihkan. "Ada namanya biaya pendampingan atau anggaran sinergitas (Biaya Umum), kita tidak pakai untuk perjalanan. Tapi dibelikan motor untuk operasional penyuluh. Kita sudah hitung-hitung, ini lebih berpotensi positif untuk mendukung peningkatan produksi pertanian," katanya lagi.
Kenapa kendaraan diadakan untuk penyuluh, kata dia, karena peran penyuluh selama ini, sangat penting. 

"Penyuluh ini, sangat penting tugas-tugasnya. Sangat menentukan hasil pertanian kita. Merekalah yang aktif selama ini memberikan pendampingan ke petani-petani. Sehingga kita berpikir, kenapa kita tidak memberi fasilitas pendukung ke mereka. Insya Allah, rencana kita serahkan pada Apel Siaga Pangan nanti," kuncinya. (ilo)
Komentar

Berita Terkini