KODEINDONESIA BONE,–Pengelolaan sampah yang menjadi masalah penting di kabupaten bone mendapat perhatian khusus berbagai pihak. Pemerintah Daerah Bone melalui Dinas Lingkungan Hidup terus melalukukan berbagai langkah konkret. Kini Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone dengan Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone tentang kemitraan pengelolaan sampah resmi dilaksanakan di Kantor DLH Bone, Jumat (4/7/2025).
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini dilakukan langsung oleh Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone Muhadisa, SS dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone Dray Vibrianto, SIP., M.Si. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kasi Pembinaan SMA Dr. H. Shabiel Zakaria, SPd., MPd. serta para kepala sekolah SMA/SMK Negeri se-Kabupaten Bone.
Plt. Kacabdis Wilayah III Bone Muhadisa, SS, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama ini. Menurutnya, kemitraan ini dapat menjadi sarana edukasi nyata bagi siswa di sekolah untuk mengelola sampah secara bijak.
“Selain lingkungan sekolah menjadi bersih, pengelolaan sampah yang tepat juga bisa memberikan berkah karena memiliki nilai ekonomis,” ujarnya optimis.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bone Dray Vibrianto, SIP., M.Si menegaskan pentingnya kesadaran bersama dalam penanganan sampah.
“Penanganan sampah ini adalah amanah undang-undang. Siapa yang menghasilkan sampah harus bertanggung jawab mengelolanya melalui Bank Sampah. Ini ada sanksinya kalau diabaikan,” tegasnya.
Dray juga mengungkapkan fakta bahwa sampah plastik menjadi ancaman serius.
“Selama ini, kita hanya memahami kebersihan di dalam rumah, padahal sampah yang dibuang ke selokan, ke pinggir jalan, ini adalah penzaliman terhadap lingkungan. Jika dibiarkan, akan meledak jadi masalah besar. Sekarang, 99 persen air sungai tercemar sampah plastik. Air tanah juga banyak yang tercemar, memicu berbagai penyakit,” ungkapnya prihatin.
Kondisi nelayan di Bajoe pun tak luput dari perhatian.
“Saat air surut, banyak sampah berserakan. Nelayan kita jadi harus menunggu berhari-hari, bahkan bulanan, baru kembali dari melaut karena ikan ikan bisa didapat jauh dari garis pantai. Ini dampak sampah plastik yang tidak terkelola,” tambahnya.
Menurutnya, Bank Sampah memiliki banyak manfaat, apalagi jika terintegrasi ke kurikulum sekolah.
“Anak-anak adalah generasi penerus. Kalau sejak dini mereka paham cara mengelola sampah, ini akan menjadi modal penting untuk masa depan lingkungan yang lebih baik,” jelas Dray.
Kasi Pembinaan SMA Dr. H. Shabiel Zakaria, MPd juga memaparkan bahwa ke depan, Bank Sampah akan dikelola secara konkret oleh sekolah-sekolah.
“Kepala sekolah akan berperan sebagai ‘direktur sampah’. Akan dibentuk grup sharing, disiapkan karung sampah di Cabdis, debiturnya adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Setiap datang ke Cabdis, wajib membawa sampah plastik,” jelasnya.
Kolaborasi ini diharapkan tak hanya menjadi solusi pengelolaan sampah, tetapi juga wadah pendidikan karakter bagi siswa agar peduli kebersihan lingkungan dan memahami nilai ekonomi dari sampah yang dikelola dengan benar.(*)