KODEINDONESIA,BONE--Dukungan luar biasa Menteri pertanian terhadap kesejahteraan masyarakat petani terus mengalir dan menjadi perhatian
Hal ini terlihat, tahun 2024 ini telah dilakukan penyaluran bantuan bencana alam ini meliputi pupuk phonska plus 25 Kg non-subsidi dan bibit benih padi yang diserahkan secara cuma-cuma oleh Kementerian Pertanian RI.
Ada tiga kecamatan yang menerima bantuan pupuk phonska dari Kementerian Pertanian, yaitu Kecamatan Dua Boccoe, Ajangale, dan Cenrana. Khusus untuk Kecamatan Cenrana, selain pupuk, juga menerima bantuan bibit benih padi karena wilayah ini terdampak banjir.
H. Andi Asman Sulaiman menjelaskan bahwa bantuan pupuk dan bibit benih dari Kementerian Pertanian RI merupakan bentuk kepedulian Menteri Pertanian terhadap tiga kecamatan yang terdampak bencana. "Dengan adanya pupuk ini, petani tidak perlu lagi khawatir terkait kelangkaan pupuk. Apa yang diresahkan kini sudah terjawab," tegasnya.
Bantuan yang disalurkan oleh Kementerian Pertanian hari ini merupakan bantuan reguler, namun nantinya juga akan ada bantuan operasi lahan, pompanisasi, dan benih padi. Khusus untuk bantuan reguler yang saat ini disalurkan, utamanya pupuk phonska, diperuntukkan bagi tiga kecamatan yang terdampak banjir. Total bantuan yang disalurkan adalah 53 ton pupuk untuk 1.800 hektar sawah. Bantuan ini berupa pupuk non-subsidi 25 Kg dengan nilai Rp300 ribu per zak, sehingga total bantuan pupuk yang disalurkan mencapai Rp636 juta.
Selain pupuk non-subsidi, ada juga bantuan bibit benih reguler untuk Kecamatan Cenrana yang terdampak banjir. Bantuan benih padi reguler ini mencakup 1.000 hektar, sementara Kecamatan Dua Boccoe dan Ajangale juga akan diberikan bantuan bibit benih melalui program bantuan Optimalisasi Lahan Rawa.
Andi Asman juga menyiapkan langkah antisipasi menghadapi kondisi El Nino dan La Nina yang diprediksi akan terjadi pada Juni-September 2024.
"Kementerian Pertanian RI sudah menyiapkan bantuan pompanisasi untuk 38 ribu hektar untuk antisipasi kekeringan di 27 kecamatan. Selain itu, pertanian modern sekitar 10 ribu hektar dan bibit jagung untuk 60 ribu hektar juga sudah kami persiapkan," jelas Kadis TPHP Andi Asman
H. Andi Asman berharap dengan langkah-langkah ini, produktivitas pertanian di Kabupaten Bone akan terus meningkat dan kesejahteraan para petani dapat terjaga.
Tak hanya itu, alokasi pupuk subsidi di Kabupaten Bone juga mengalami tambahan signifikan di tahun 2024, sehingga kebutuhan pupuk para petani dapat terpenuhi dengan mudah.
Ia merincikan alokasi awal pupuk urea sebesar 40.105.997 ton bertambah 21.394 ton, sehingga total alokasi pupuk urea Bone menjadi 61.500.000 ton. Begitu pula dengan pupuk NPK yang awalnya dialokasikan sebesar 26.684.057 ton, bertambah 34.606 ton, sehingga total alokasi tahun 2024 mencapai 61.290.000 ton. Alokasi pupuk NPK Formula juga mengalami penambahan, dari 315.046 ton menjadi 2.100.000 ton.
"Kita sangat bersyukur karena perhatian Menteri Pertanian RI terhadap kebutuhan pupuk sangat luar biasa. Dan pengambilannya juga tidak sulit, cukup menggunakan KTP-El," jelas Andi Asman.
Upaya ini diharapkan dapat membantu petani di Kabupaten Bone menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil pertanian mereka. Dengan intervensi yang tepat, Kabupaten Bone diharapkan bisa terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu sentra pertanian utama di Indonesia.
"Untuk itu saya mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Terima kasih kepada petani dan penyuluh atas kerja keras dan pendampingannya. Meski di tahun 2023 kita menghadapi masa kekeringan berkepanjangan, kita tetap eksis," ujarnya.
H. Andi Asman juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai keberhasilan ini. "Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergitas stakeholder. Pada masa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, produksi padi kita masuk peringkat ke-4 di Indonesia pada tahun 2022. Dan pada masa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, produksi kita tetap berada di peringkat ke-5 se-Indonesia tahun 2023, meski dalam masa kekeringan berkepanjangan, kita tetap eksis," tambahnya.
Dengan pencapaian ini, Kabupaten Bone semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu daerah sentra padi terkemuka di Indonesia, yang mampu bertahan dan terus berproduksi meski menghadapi tantangan alam yang berat. Hal ini menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, kerjasama, dan dedikasi, keberhasilan dapat diraih dan dipertahankan. (*)