KODEINDONESIA BONE–Kabupaten Bone kembali mencatatkan diri sebagai salah satu daerah dengan jumlah Jemaah Calon Haji (JCH) terbanyak di Sulawesi Selatan. Untuk musim haji mendatang, kuota asal Kabupaten Bone mencapai 1.818 orang. Angka ini menjadi yang terbesar kedua di Sulawesi Selatan, berada tepat di bawah Kabupaten Wajo dengan kuota 1.848 orang. Sementara Gowa menyusul dengan 1.399 JCH, dan kabupaten/kota lainnya di Sulsel berada pada kisaran 100 hingga 700 kuota.
Besarnya jumlah kuota ini bukan hanya sekadar angka. Ia mencerminkan antusiasme masyarakat Bone yang begitu kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima, sekaligus memberikan harapan baru bagi ribuan jamaah yang telah menunggu bertahun-tahun dalam daftar tunggu.
Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M, tak menampik kabar gembira tersebut. Baginya, ini adalah hal yang patut disyukuri.
“Ini patut kita syukuri, karena melihat animo masyarakat Bone untuk menunaikan ibadah haji terbilang besar setiap tahunnya. Besarnya kuota yang diberikan tentu memberikan ruang bagi masyarakat Bone untuk berangkat lebih cepat, mengingat jumlah daftar tunggu Jemaah Calon Haji di Bone sangat besar,” ujar Bupati.
Ia juga menyampaikan optimisme agar kuota tersebut tidak hanya bertahan, tetapi dapat terus bertambah pada tahun-tahun mendatang. Hal ini menjadi penting, mengingat Bone dikenal sebagai wilayah dengan jumlah pendaftar haji yang tinggi secara nasional.
Di berbagai sudut Bone, cerita tentang seseorang yang menabung bertahun-tahun demi berangkat ke Tanah Suci adalah kisah yang sering kita dengar. Ada pedagang kecil yang menyisihkan sebagian keuntungan harian, ada petani yang menjual hasil panen, ada pula keluarga yang menyimpan impian turun-temurun.
Daftar tunggu haji di Bone mencapai belasan tahun. Karena itu, tambahan kuota terasa seperti jendela cahaya bagi ribuan nama yang sabar menunggu gilirannya dipanggil.
Bupati Asman memberikan penegasan bahwa Pemerintah Kabupaten Bone akan terus mendorong koordinasi dan komunikasi dengan Kementerian Agama, baik di tingkat provinsi maupun pusat, agar kebutuhan jamaah haji Bone dapat diperhatikan secara berkelanjutan.
“Kita berharap kuota ini terus mengalami tambahan,” harapnya singkat namun penuh makna.
Lebih dari itu, pemerintah daerah juga terus memastikan aspek pembinaan, kesehatan, dan pelayanan keberangkatan berjalan baik, agar jamaah Bone tidak hanya banyak jumlahnya, tetapi juga siap secara fisik, mental, dan spiritual dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Pada akhirnya, angka 1.818 bukan sekadar statistik. Ia adalah 1.818 harapan, 1.818 doa, dan 1.818 perjalanan cinta kepada Sang Pencipta. Semoga yang berangkat diberi kelancaran. Dan bagi yang menunggu, semoga kesempatan itu segera menyusul.
